| Part 2 Analisa Fundamental – (Faktor Lainnya) Faktor Politik Faktor Politik, sebagai salah satu indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing/waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Contoh 1: Gejolak politik yang terjadi di Indonesia pada pasca pergantian kepemimpinan nasional dari masa pemerintah Orde Baru (1966 – 1998) sampai ke Orde Reformasi menimbulkan gejolak fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang sangat signifikan. Contoh 2: Namun ada kalanya isu politik tidak mempengaruhi fluktuasi nilai tukar, seperti dalam kasus Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dan Monica Lewinsky pada tahun 1998 yang tidak serta merta membawa dampak terhadap perubahan nilai tukar Dollar AS. Faktor Keuangan Moneter Peranan Faktor Keuangan sangat penting dalam melakukan Analisis Fundamental. Adanya perubahan dalam kebijaksanaan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini juga akan mempengaruhi nilai tukar mata uang. Para pengamat pasar valuta asing menyatakan bahwa tingkat suku bunga adalah penentu utama nilai tukar suatu mata uang, selain indikator keuangan lainnya, seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar suatu mata uang. Seorang Trader akan bereaksi terhadap perubahan selisih tingkat suku bunga. Contoh: Trader bisa mengambil contoh Amerika Serikat yang belum lama ini mengalami masalah ekonomi yang dipicu oleh hutang-hutang dari sektor properti (sub-prime mortgage). Hal tersebut membuat pasar meragukan fundamental ekonomi, tingkat pertumbuhan melambat dengan tingkat risiko dan jumlah pengangguran yang meningkat tajam untuk negara adi daya ini. Hal ini membuat pemerintah Amerika akhirnya mengeluarkan kebijakan cetak uang yang disebut dengan Quantitative Easing (QE) yang sempat dijalankan dua kali untuk memutar roda ekonomi. Bank Sentral Amerika (The Feds) menurunkan tingkat suku bunga sampai mendekati angka nol persen untuk memacu tingkat konsumsi masyarakat. Hal ini besar pengaruhnya terhadap mata uang USD yang cenderung melemah akibat kebijakan QE dan QE2 dari pemerintah. Faktor Eksternal Faktor Eksternal juga dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak regional bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama karena dalam era alokasi global asset, arus portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. Para Fund Manager, Investor dan Hedge Fund yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan / regional tertentu. Contoh: Pergerakan mata uang EURO di Uni Eropa yang dipengaruhi oleh dua kutub besar. Golongan pertama adalah negara-negara kaya seperti Jerman dan Perancis yang pertumbuhan ekonominya maju pesat dengan kebijakan pemerintah yang baik dan pro bisnis. Golongan kedua dari 17 negara yang tergabung dalam Uni Eropa adalah yang dikenal dengan sebutan PIGS (Portugal, Irlandia, Greece/Yunani dan Spanyol). Negara ini karena tingkat konsumtif rakyat yang tinggi, menyebabkan hutang negara yang teramat besar dan menyebabkan krisis di negara mereka pada khususnya dan Uni Eropa pada umumnya. Pasar selalu mengaitkan pergerakan harga EURO terhadap situasi yang melanda negara PIGS ini dan sikap ECB (European Central Bank atau Bank Sentral Eropa) untuk mengatasi kemelut di sana. |
No comments:
Post a Comment
thank for your visiting!!!!!!!!!!!